Milenial: Sebuah Gaya Hidup Baru Sekaligus Beban Tanggung Jawab

Rumah milenial

Table of Contents

Penduduk kian padat, jumlah populasi terus meningkat, lalu apakah generasi muda sekarang (re-:milenial) mampu memiliki rumah dikemudian hari?

 

Dewasa ini kita sudah amat sering mendengar kalimat yang menyelipkan kata-kata ‘generasi milenial’ baik itu dari kanal YouTube, cuitan Twitter, unggahan caption Instagram, juga siniar platform langganan lainnya. Sebagai contoh, tempo hari presiden berpidato berkenaan tentang kemajuan Indonesia sebagai sebuah bangsa. Beliau menekankan dalam pidatonya bahwa bangsa menaruh harapan besar kepada generasi ‘milenial’. Belum lagi, jauh sebelum Presiden Joko Widodo melenggang sebagai top of the top eksekutif Republik Indonesia, Presiden ke-2, The Smiling General, Soeharto, sudah “meramalkan” tentang generasi usia produktif di tahun 2020 (ya, Kembali lagi, ‘milenial’) yang dianggap jadi tumpuan dan/atau indikator progress negeri, cukup ngeri, ya?

 

Bahasan tentang ‘milenial’-pun menjadi semakin kompleks mengingat banyaknya perbedaan kebiasaan, pola hidup, dan juga cara generasi ini merespon sekian banyak isu sosial sebagai salah satu lapisan masyarakat abad 21. ‘Milenial’ seakan-akan dianggap sebagai antitesis dari banyaknya pola/gaya hidup maupun tradisi yang diturunkan oleh generasi-generasi yang lebih dulu lahir sebelum saat ini. Fenomena ini terjadi seiring pesatnya perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi. Sudah berapa penerbit surat kabar (re:koran, majalah, tabloid, dll) gulung tikar atau beralih perangkat menjadi media digital?

Belum lagi bergesernya kebiasaan masyarakat dalam menikmati perangkat tontonan (dalam hal ini, televisi) yang sekian tahun lamanya menjadi perangkat andalan sebagai penyedia informasi dan hiburan masyarakat yang kian hari kian sepi penonton karena masyarakat lebih menikmati informasi dan hiburan via streaming YouTube. Tidak cukup sampai disitu, aktivitas interaksi formalpun sudah mulai bergeser, dari yang sebelumnya pertemuan bisnis, meeting kantor, dlsb memaksa dan/atau mengharuskan aktivitas tatap muka, mulai berubah dengan adanya platform Zoom Meeting, Google meet, dan lain-lain.

Selain akses informasi yang berubah, masih cukup banyak juga pola hidup masyarakat yang berubah dengan masifnya dominasi generasi ‘milenial’ ini. Yang perlu jadi perhatian banyak orang adalah pola hidup konsumerisme yang jauh lebih masif dari generasi-gererasi pendahulunya. Kebanyakan ‘milenial’ lebih akan lebih memerhatikan sneakers keluaran terbaru atau rilisan paling anyar gadget brand Apple ketimbang investasi pasti yang lebih sustainable dari 2 jenis produk tersebut (dalam hal ini, tempat tinggal). Bahkan sudah banyak prediksi akan sulitnya generasi Y dan Z untuk memiliki rumah. Jelas hal ini adalah sebuah isu yang perlu jadi perhatian para “aset masa depan” negeri ini. Belum lagi generasi rentang umur 18-30 cenderung lebih mementingkan travelling daripada memiliki properti tempat tinggal. Tentu saja fenomena ini akan berdampak serius dikemudian hari, mengingat harga properti yang terus naik dari tahun ke tahun.

Tidak ada salahnya jika millennials mulai mempertimbangkan investasi properti ketimbang belanja Air Jordan edisi terbatas atau upgrade iPhone 12 mereka yang masih mulus ke iPhone 13, terlebih lagi saat ini sudah banyak pilihan untuk generasi muda untuk urusan tempat tinggal permanen di waktu yang akan datang. Dari sekian banyak millennials berpenghasilan tetap pasti sudah sering menjadi target market sebuah agen properti atau dari developer sebuah perumahan, baik itu dari iklan Facebook, Instagram, atau YouTube. Dan Laceland Bogor dapat jadi alasan pertimbangan para generasi perintis kemajuan teknologi dalam memilih Rumah idaman mereka.

Laceland menawarkan 2 tipe rumah di area Bogor untuk generasi milenial. Dengan akses kendaraan yang cenderung mudah. Belum lagi suasana daerah Citeureup yang sejuk. Memberikan kesan nyaman bagi siapapun yang tinggal di daerah tersebut. Selain itu, fitur-fitur yang digunakan developer juga dapat dijadikan pertimbangan bagi generasi muda, seperti smart home, akses internet yang mudah, dan lain-lain. Laceland juga menawarkan program KPR yang ramah bagi para milenial tanpa menjadi kontradiksi gaya hidup modern saat ini.

Saya Tertarik dengan Perumahan Laceland Bogor